Rabu, 12 Januari 2011

Ping: Perjalanan Seekor Katak Mencari Kolam Baru (bagian 1dari 7)_bersambung

Ping: Perjalanan Seekor Katak Mencari Kolam Baru (bagian 1dari 7)_bersambung

oleh INDIGO INDONESIA pada 22 Desember 2010 jam 1:08

Bagian 1. Mengambil Keputusan Penting

Perjalanan yang  paling utama untuk kita lakukan adalah perjalanan di dalam diri

Alkisah di sebuah kolam…
Air sedang surut. Sebenarnya, kolam itu sudah sangkal selama bbrp waktu. Hanya saja, kebanyakan penghuninya tidak mempermasalahkannya – karena memang begitulah adanya selama ini.
Contohnya, kura-kura sudah sangat senang jika air yang ada cukup bagi mereka untuk merenangi kolam.
Bahkan, mereka suka suka menyembulkan tempurung di bawah teriknya sinar matahari pada permukaan air.
Kondisi itu juga menyenangkan bagi bangau. Kolam yang dangkal itu memudahkan mereka untuk mencari sesuatu yang lezat. Ikan pun juga tidak mengeluh – semakin dekat ke permukaan berarti semakin mudah menyambar makanan yang terapung.

Sesungguhnya, para penghuni kolam itu cukup puas; ada cukup kesenangan disana. Tidak pernah ada gerutuan atau keluh kesah. Kebanyakan dari mereka menjalani hari yang biasa-biasa saja, tanpa diwarnai tll banyak kemurungan.
Tetapi tidak semua.

Ping adalah seekor katak. Namun lebih dari itu, ia seekor katak dengan garis keturunan yang bisa dibanggakan, walapun ia tdk ingat sama sekali. Ia tdk tahu, sbg contoh, betapa masyarakat purba di China menyadari  bahwa katak berasal dari bulan, menetas dari telur yang jatuh dari langit bersama hujan berwarna keperakan. Oh, ia juga dapat menelusuri masa hidupnya sendiri, mengingat hari-hari pertamanya di kolam itu sebelum ia memiliki tangan dan kaki, mengenang bagaimana rasanya ketika ia dengan gembira berenang cepat kemari dengan kibasan ekornya.
Tetapi setelah umurnya bertambah dan ia hanya bisa melompat, tidak ada lagi yang membuatnya senang. Ping adalah pelompat yang sangat berbakat, yang bisa melompat paling jauh.
Dengan sekali jejak, Ping dapat melompat sejauh Sembilan kaki – maaf, koreksi, yang benar adalah Sembilan kaki tiga inci – rekor yang belum terkalahkan.

Bakat Ping si katak ini sedemikian mengagumkan sehingga semua penghuni kolam akan menghentikan aktivitas mereka hanya untuk menyaksikan saat Ping melompat. Mereka merasa terhormat bisa menyaksikan sesuatu yang mengagumkan seperti itu.
Ping tidak pernah menghiraukan kekaguman mereka. Yang ia ketahui hanyalah bahwa dulu melompat dengan jarak jauh itu luar biasa menyenangkan, namun sekarang, yang paling menyedihkannya, rasanya tidak ada lagi lompatan yang bagus di kolam. Apalagi dengan air yang tinggal sedikit itu.

Pada intinya, untuk menjalani hidup yang penuh berkat, Anda harus memiliki dua hal. Pertama Anda harus memiliki hasrat yang kuat untuk hidup dengan segenap potensi Anda. Kedua, Anda harus memiliki keinginan dan kesediaan untuk menjalaninya setiap hari.

Ping memiliki keduanya.
Yang tidak Ping miliki hanyalah air, dan ia membutuhkan air untuk bisa melompat ke kolam.
Pada titik ini, perlu saya tambahkan bahwa selama ini, kolam itu hanya penuh terisi air selama musim semi, saat melakukan riset, saya tidak menemukan petunjuk apapun seputar penyebab terlambat datangnya musim semi. Saya mendapati bahwa walaupun berdiam dengan setengah hati di kolam tua itu tidak menjadi soal bagi para penghuni lainnya, tidak demikian halnya dengan Ping.

Ping mengangkat bahu dan menghela napas. Ia merindukan keleluasaan dan kedalaman dari air kolam yang tadinya tidak dangkal itu. Ia perrnah menikmati kegembiraan sebagaimana halnya suasana damai dan aroma melenakan dari bunga teratai serta bakung yang tengah mekar, yang biasanya menyelimuti permukaan air. Selain itu, tidak satu makhluk pun bisa menyangkal betapa damainya gemerisik ilalang yang bergoyang ditiup angin sepoi2 di antara rerumputan bambu. Dulu pemandangan air ini menjadi sumber kebahagiaan batinnya. Tetapi, semua itu lenyap, dan apa yang tertinggal di tempat ini tidak lagi memberikan apa2 bagi jiwa Ping.

Seorang Taois kuno, Chuang Tzu, menulis, “Biarkanlah segala sesuatunya mengalir secara alami, sehingga kealamiannya bisa terpuaskan.”

Semua binatang amfibi tentu saja buta huruf, tetapi jika Anda adalah seekor katak, apa yang Anda lakukan dan saksikan setiap hari akan menunjukkan pada ANda bahwa semua makhluk hidup memiliki tempatnya sendiri2 di dalam tatanan alam, dan bahwa masing2 mempunyai “jalan” yang harus dipenuhi.

Ping merasa – bukan, ia Mengetahui tanpa keraguan di hatinya – bahwa apa yang paling ia dambakan melebihi segalanya adalah menjalani suatu kehidupan yang akan membuatnya mampu menjadi dirinya yang dulu.

Sedemikian kuatnya kenyakinan Ping atas bakat bawaan dan kemampuan uniknya, sehingga ia melewatkan hari2nya dengan duduk di pinggir kolam, sekedar melamunkan impian terbesarnya untuk semaksimal mungkin menjadi dirinya sendiri. Namun yang menyedihkan, sementara impian Ping bertumbuh semakin besar, kolam itu justru menyusut semakin sempit, hingga tiba suatu hari yang mengejutkan ketika kolam itu tidak bisa lagi disebut sebagai kolam. Lingkungan nyaman dan tenteram yang selama ini Ping nikmati pun musnah … sirna… wus..wus… lenyap.

Tidak ada yang tersisa.
Tentu saja kalimat diatas terkesan berlebihan. Masih terlihat akar tanaman, batu dan kerangka penghuni kolam yang sedang sial. Selain itu ada juga lumpur. Banyak lumpur dimana-mana.
Saat siang, lumpur itu menjadi tempat Ping duduk, sedangkan saat malam, lumpur itu menjadi tempat Ping tidur. Tetapi ia tidak bisa tidur nyenyak. Sulit sekali memejamkan mata jika rasa takut mulai merayapi Anda. Dan Ping merasa takut.
Sangat takut.

Perubahan- perubahan besar selalu menggelisahkan. Manakala perubahan terjadi, perubahan itu dapat memicu semacam ketakutan yang akan menciutkan nyali bahkan katak yang paling percaya diri sekalipun. Perubahan itu dapat menciptakan kebingunan, keraguan, kemarahan, kecemasan, dan keputusaan. Rasa takut akan perubahan bisa mencengkeram Anda dgn kekuatan yang begitu besar sehingga akan melumpuhkan Anda.
Tetapi hanya jika Anda mengizinkannya.

Takut akan perubahan, takut mengambil resiko, takut dipermalukan, atau takut seseorang akan mengkritik sasaran dan impian Anda – semua ini adalah musuh dari tujuan dan transformasi. Tetapi bahkan musuh pun memiliki musuh, dan musuh dari rasa takut dapat ditemukan dalam keberanian; bertindak diluar rasa takut.

Untuk beberapa orang, memperoleh kesadaran atas kenyataan ini dibutuhkan waktu. untuk Ping, diperlukan kira2 waktu seminggu.
Hari demi hari, Ping mengalami berbagai emosi yang belum pernah ia rasakan. Ia bingung dan ragu.
Ia bergumul dengan pikirannya mengenai masa lalu yang ceria, tentang kolam yang dulu dalam. Semua itu menghantuinya. Sesungguhnya kolam itu adalah satu2nya tempat yang ia ketahui.

Hanya saja, siapa yang bisa memperkirakan saat yang tepat ketika duniamu berubah, ketika entah dari mana, “jalan” akan member Anda kekuatan untuk bertahan atau berpasrah diri? Sadar terhadap pilihan berarti sadar terhadap transformasi.

Ketika Ping duduk termenung di lumpur sambil merenungkan segenap pilihannya, ilham terpenting terpetik dalam pikirannya. Bahwa kehidupannya adalah miliknya, untuk dijalani dengan penuh tujuan.

Ping mengambil pilihan untuk meninggalkan masa lalu, menghadapi masa depan, dan melahirkan gagasan besar yang baru tentang hidupnya.

Saat itu adalah lima menit menjelang fajar pagi di hari ketujuh, ketika Ping menengok sepintas ke belakang pada lingkungan tercintanya, membiarkan semua kejayaan dari pertualangan masa lalunya berlalu, dan melakukan lompatan terjauh menuju induk dari segala petualangan.

(bersambung)

Diambil dari buku cerita Ping: Perjalanan Seekor KAtak Mencari KOlam Baru
Penerbit: BIP
Penulis: Stuart Avery Gold  


love n light
[amr]
· · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar