Rabu, 12 Januari 2011

Pahitnya kehidupan bagaikan segenggam garam

Pahitnya kehidupan bagaikan segenggam garam

oleh INDIGO INDONESIA pada 03 Januari 2011 jam 18:25


Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak.
Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah.
Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet.
Pemuda itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
Pemuda itu menceritakan semua masalahnya.

Pak Tua yang bijak mendengarkan dengan seksama.

Beliau lalu mengambil segenggam garam dan segelas air.
Dimasukkannya garam itu ke dalam gelas,lalu diaduk perlahan.
“Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya,” ujar Pak tua itu.
“Asin. Asin sekali,” jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

Pak Tua tersenyum kecil mendengar jawaban itu.
Beliau lalu mengajak sang pemuda ke tepi telaga di dekat tempat tinggal Beliau.
Sesampai di tepi telaga, Pak Tua menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu.
Dengan sepotong kayu, diaduknya air telaga itu. “Coba, ambil air dari telaga ini dan minumlah.”

Saat pemuda itu selesai mereguk air itu, Beliau bertanya, “Bagaimana rasanya?”
“Segar,” sahut sang pemuda.
“Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?” tanya Beliau lagi.
“Tidak,” jawab si anak muda.

Dengan lembut Pak Tua menepuk-nepuk punggung si anak muda.
Anak muda,dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam tadi, tak lebih dan tak kurang.
Jumlah garam yang kutaburkan sama, tetapi rasa air yang kau rasakan berbeda.
Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang kita rasakan dalam hidup ini, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya.
Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan.
Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”

Beliau melanjutkan nasehatnya.
Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu.
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”


anonymus

love n light
[amr]
· · Bagikan · Hapus
    • Dunhill Ilalang jadi kan hati seperti lautan
      walau asin tpi tak meng asinkan ikan
      klo ikan asin yah di jemur
      tuh ikan kringetan nah yang bikin asin kringetnya kan? iyakan ikan
      03 Januari jam 18:30 · ·
    • INDIGO INDONESIA ikan jawab: mana saya tahu... ^^ xixiixixiixixi... pakabar mas danyel... ^^ salam u keluarga... ^^

      [amr]
      03 Januari jam 18:36 ·
    • Dunhill Ilalang yap trimakasih salamnya tar tak sampaikan
      pake tanda terima dak?
      03 Januari jam 18:37 · ·
    • Sarwo Sukmono loh loh loh koq garam yaaaa loh loh loh koq asin yaaaa... apa ada yg mau kawin nich sperti pribahasa ???????
      03 Januari jam 18:38 · ·
    • Dunhill Ilalang nah loh nyamber aje nih pak penghulu
      emangnya dah gak ada job di KUA
      hiks3x....:D Piss
      03 Januari jam 18:50 · ·
    • Mentik's Cuex Sank PemberontaCk Hmm....jadi kepingin minum air garam ditemani sepirink keripik daun singkonk... :D
      03 Januari jam 19:10 melalui Facebook Seluler · ·
    • Hisyam Fauziey Kringatku juga trasa asin lho :D,
      Bagaimana dengan rasa keringat Anda?xixixi
      03 Januari jam 20:22 melalui Facebook Seluler · ·
    • Diah Ayu Purbo pastikan garamnya mengandung yodium, biar ga kena penyakit gondok-an, he he he...
      03 Januari jam 20:42 · ·
    • INDIGO INDONESIA xxixiixixiixixi... ^^
      hati2 keasinan yak....^^

      love n light
      [amr]
      04 Januari jam 10:22 ·
    • Dunhill Ilalang dalangnya ehh anu admin_nya ikut bingung.com :D
      04 Januari jam 13:13 · ·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar